Sunday, October 31, 2010

PEDROSA 26 FANS CLUB INDONESIA: Orang spanyol lebih menyukai Pedrosa ketimbang Lorenzo

PEDROSA 26 FANS CLUB INDONESIA: Orang spanyol lebih menyukai Pedrosa ketimbang Lorenzo

Kisah Tiga Orang Slanker dalam "Metamorfoblus"

JUDUL:
Metamorfoblus,
SUTRADARA: Dosy
Omar, PEMAIN:
Kaka Slank,
Bimbim Slank,
Abdee Slank, Ridho
Slank, dan Ivan Slank.
Grup band Slank yang
digawangi Kaka (vokal), Bimbim
(drum), Abdee (gitar), Ridho
(gitar), dan Ivan (bas) kembali
merilis sebuah film dokumentar
ala Slank dengan pengambilan
sudut pandang kisah tiga orang
Slanker (penggemar Slank) dari
tiga kota dan kisah yang
berbeda.
Film dokumenter berdurasi 90
menit yang bertajuk
Metamorfoblus itu diawali
dengan kisah Joker Supriadi,
seorang Slanker yang juga
berprofesi sebagai polisi di
Kepulauan Batam. Sebagai
penyuka berat Slank, Joker
termasuk fanatik. Ini bisa dilihat
dari koleksi album dan pernak-
pernik Slank yang memenuhi
tempat tinggalnya.
Joker yang sehari-hari akrab
dengan senjata api, lengkap
dengan perawakan yang
sangar, nyatanya masih bisa
terlarut sambil menitikkan air
mata saat Slank menyanyikan
lagu Ku Tak Bisa dalam sebuah
konser di Batam.
Tak hanya kisah Joker di Batam
saja yang diangkat dalam film
Metamorfoblus. Selanjutnya ada
kisah Adi, Slanker dari
Jogjakarta yang berhasil
sembuh dari kecanduan
narkoba begitu menerima surat
spesial berupa motivasi dan
pencerahan dari Bimbim dan
Bunda Ifet.
Metamorfoblus juga tak luput
mengangkat kisah Maksimus,
Yepo, Roberto cs dari Kupang
yang bersusah payah mengurus
passport untuk sekadar
menonton konser Slank di Dili,
Timor Leste. Sejumlah konflik
batin tak ketinggalan disajikan
dalam kemasa dokumenter
anak-anak Slanker dari Nusa
Tenggara tersebut.
Film kedua Slank kali ini tetap
pada konsep penampilan
gambar seperti di film Generasi
Biru. Dengan gambar yang
seadanya, tata cahaya yang
minimal, Metamorfoblus yang
digarap sepanjang tur Slank di
2008 dan telah menghabiskan
200 kaset mini DV, tetap
dikemas dengan pesan moral
yang sangat berbobot.
Tak ayal Kaka cs tak bisa
menampik bahwa dengan
Metamorfoblus mereka bisa
mengenal sisi lain kehidupan
Slank yang belum terjamah. "Ini
dokumentasi soal Slankers yang
manuisawi sekali, gue
melihatnya ada penggemar
yang fanatis sekali. Kami hanya
manggung dua jam tapi ada
penggemar yang menyiapkan
persiapan sampai berhari-hari,"
kata Bimbim usai nonton
bareng Metamorfoblus di Pusat
Perfilman Haji Usmar Ismail,
Jakarta Selatan, Kamis
(21/10/2010).
Sisi positif Slanker yang
ditampilkan juga tak dapat
dibantah oleh Kaka. "Ini banyak
perubahan dari anak muda
yang sembarangan jadi serius,
yang tadinya ngedrugs jadi
enggak, yang tadinya bebas
mondar-mandir dari Kupang-Dili
jadi enggak bebas," ujar Kaka.
Sesuai dengan rencana,
Metamorfoblus akan
ditayangkan di 10 kota besar di
Indonesia, antara lain Jakarta,
Bandung, Surabaya, dan
Jogjakarta pada awal November
2010 ini. Namun film garapan
sutradara Dosy Omar ini hanya
akan diputar di tempat
pemutaran film alternatif seperti
nonton bareng dan layar
tancap.