Saturday, July 17, 2010

profil ivan

IVAN : NOMOR SATU MUSIK,
NOMOR DUA PACARAN
Sejak kecil Ivanka, emang
doyan musik. Kelas dua SMP
udah mulai ngeband."Abis,
informsi yang gue terima dari
koran dan majalah, jadi anak
band asyik," kata cowok
kelahiran Jakarta 9 Desember
1971 itu. Tapi Ivan pantang
menyerah, keinginan terjun ke
dunia musik malah
menggebu-gebu waktu
tetangganya membeli perlatan
musik, ditaro diterasnya pula.
Siriklah dia. Semula dia sering
kena damprat bokap kalo
kepergok lagi latihan. Lama-
kelamaan, bokapnya sendiri
yang ngajarin main gitar.
"Orang pertama yang ngajarin
kenal instrumen, ya bokap
gue," kata cowok yang pernah
ikutan Festival Rock Sejawa
Bali,1988 ini. Maklum acara
ngeband waktu itu lagi
ngetrend. Ivan jelas nggak
mau ketinggalan.
Karena terasa keasyikan,
sekolahnya di SMU 17
Agustus , Jakarta nyaris
berantakan. La bayangin aja,
waktu pelajaran berlangsung
dia malah asyik nulis lirik lagu
di bangku belakang. Kelakuan
serupa juga berlanjut saat
Ivan kuliah di Sekolah Tinggi
Transportasi (STMT) Trisakti,
akibatnya ia Cuma mampu
bertahan sampai semester V.
Toh dia nggak menyesal di DO
dari sana. "Kalo dipikir gue
malah lebih berarti setelah
nekad terjun ke dunia musik.
Banyak banget yang gue
dapat," alasannya enteng.
Sebelum nyasar ke Slank, Ivan
sempat gabung sama Abdee
di grup Flash. Nggak lama
kemudian pindah ke House of
The Rising Sun band beraliran
rock & roll itu sering banget
main di Poltot. Sejak itulah,
Ivan akrab dengan Bimbim
dan kawan-kawan. Malah
tahun 1993, ia diajak rekaman
untuk album pertama Imanez
Anak Pantai.
Tahun 1997, Ivan ditawarin
bergabung dengan Slank.
Hatinya sempat bimbang
karena waktu itu lagi akrab
sama Bongky. Untunglah
mantan pemain bass itu justru
memberinya dorongan. "Gue
bersyukur, banyak banget
yang gue dapat begitu
bergabung dengan Slank,"
katanya mantap. Keseharian
Ivan boleh dibilang dihabiskan
dengan nongkrong di Potlot.
Kalo nggak latihan, nemenin
Slanker, ato nyobain nulis lirik
lagu. "selain itu ya pacaran,"
katanya sembari tertawa.
Sebagai pemusik baru,
otaknya sarat oleh gagasan.
Bareng Slank, misalnya, dia
pingin munculin musik etnik.
"Lagu akan kedengaran lebih
enak didengar."
Dibanding dulu, Ivan sekarang
cenderung peka sama
lingkungan. Dia mulai sering
ikut mikirin keadaan negeri
yang makin nggak karuan,
padahal dulunya cuek bebek.
Kok sekarang berubah ?
"Mungkin karena gue dekat
dengan orang-orang yang
kritis dan mau berpikir." Tak
jarang Ivan berdiskusi dengan
Slank, juga dengan teman-
teman dirumahnya. Kalo baca
koran, nonton TV bukan Cuma
melahap informasi musik.
Hasilnya antara lain bisa
disimak lewat lagu ciptaanya
pada album Matahati
Reformasi, yaitu Naluri
Binatang. Kayaknya Ivan
emang berniat terjun total di
musik. Dia siap
mempertaruhkans segalanya.
"Gue akan merasakan
kepuasan kalo gue bisa
menghibur penonton. Sangat
asyik tu. Orang seneng karena
terhibur, apalagi sampai
histeris segala. Nggak bisa
ditebus dengan uang
berapapun, soalnya itu
merupakan kenikmatan
tersendiri," paparnya bangga.
Dia juga berhasil meyakinkan
ortunya bahwa
keterlibatannya dimusik
nggak seburuk yang mereka
sangka. "Dulu gue sempat
dilarang main band, karena
anak band itukan identik
dengan obat-obatan dan
minuman keras. Padahal
nggak semuanya begitu. Nah
tugas berat gue yaitu
nunjukin ke mereka bahwa
gue nggak seperti yang
mereka kira." Kini Ivan boleh
dibilang sukses, meski
mengaku belum berani
"mempengaruhi" adik
lelakinya untuk ngikutin jejak
dia. "Soalnya dia udah telat,
anak seusia dia kan mustinya
udah jago main band".

No comments:

Post a Comment

harap komentar kamu tidak berbau sex,sara,pelecehan,penghinaan dan sebagainya.