Saturday, July 17, 2010

profile bimbim

BIMBIM : PALING JAGO
NUNDUKIN CEWEK
Pendiam tapi keras adalah
watak cowok kelahiran
Jakarta 25 Desember 1966 ini.
Drumer otodidak inilah arsitek
dibalik sukses Slank.
Tongkrongan Bimo Setiawan
Sidharta tergolong khas.
Gerakannya terkesan malas-
malasan. Badan ceking
(percaya atau tidak, banyak
Slankers sekarang pada
ngurusin badan, berusaha
niru dia), kacamata cengdem
nggak pernah lepas dari jidat.
Kegemarannya sama warna-
warni genjreng bukan hanya
sebatas pakaian, tapi juga
sampai ke handphone.
Kakeknya seorang nasionalis
sejati, yang selalu mencecoki
Bimbim kecil dengan cerita-
cerita penuh heroisme,
termasuk kisah dalam
pewayangan. Tapi waktu
beranjak akil baliq, apa yang
diceritakan sang kakek nggak
pernah bisa ditemui dalam
kehidupan sehari-hari.
Merasa frustasi, ia segera
menjadikan musik sebagai
pelarian. Bimbim nggak punya
hasrat lagi nerusin sekolah.
Obsesinya Cuma satu, jadi
seniman musik. Kehidupan
yang liar dan bebas ikut
membentuk kepribadiannya,
termasuk akrab sama obat-
obatan yang disentuhnya
ketika menginjak bangku SMU
Percik. Banyak yang
beranggapan bahwa Bimbim
adalah Slank itu sendiri. Sebab
otaknya emang hampir nggak
pernah berhenti mikirin
perkembangan dan masa
depan grup tersebut. Dia
membayar mahal buat
langkahnya menjadikan Jalan
Poltot sebagai markas Slank
sekaligus Pulau Biru. Bimbim
nyaris kehilangan privacy.
Seringkali, baru nongol dari
kamarnya, kudu nanda tangan
atau foto bareng Slankers.
"Sekali dua kali asyik bisa
nyenengin mereka. Lama
kelamaan ya teller juga…"Dia
pula yang paling puyeng
waktu Pay, Bongky dan Indra
ngadat. Sebab, tanggung
jawabnya bukan melulu
ngurusin musik dan menjaga
kekompakan, tapi juga urusan
dengan produsen. Terutama
sejak Slank memisahkan diri
dari proyek Q, bendera milik
Budhi Soesatio.
Suatu ketika dia naksir
tetangganya, tapi ortu si
cewek menentang habis-
habisan. Maklum, rocker
gondrong ini dianggap
pemusik dengan masa depan
yang auk ah gelap.
Kegusarannya dikatain
macem-macem itulah yang
mengilhami Memang, satu
lagu keras dari album perdana
Slank yang sampai sekarang
masih kerap dibawakan.
Ngilang dari hiruk-pikuknya
Jalan Potlot merupakan
kebiasaan Bimbim kalo
merasa suntuk. Itu pula yang
ia lakukan ketika Slank lagi
dilanda kemelut. Seluruh
penghuni Pulau Biru
mencarinay kesana kemari.
Tentu saja usaha mereka sia-
sia, karena Bimbim ngumpet
di sebuah hotel di Yogyakarta.
Disana ia ngamuk sendirian,
menghancurkan seisi kamar
hotel. "Gue mengganti
kerusakan lebih mahal dari
biaya nginap selama dua
minggu," kenangnya pahit.
Kepiawaian Bimbim selain
nulis lagu adalah menaklukan
cewek. Suatu ketika di Potlot
muncul sejumlah slanker
cewek asal manado. Seorang
diantara mereka, meminjam
istilah kaka, dikenal sebagai
slanker misterius. Maklum
pendiam banget. Joane
Josephira, namanya. Diantara
personel Slank,konon, Cuma
Bimbimlah yang berhasil
mendekati. Di slank berlaku
hokum rimba, siapa paling
kuat dialah yang berkuasa.
Anekdot ini tentu Cuma
berlaku buat urusan cewek.
Nah, selain dikenal piawai
nundukin cewek, Bimbim kan
komandannya Slank. Lengkap
sudah kekuatannya. Lihat aja
gimana dia memburu Joane
sampai ke Bali. Soalnya, si
cewek itu bersekolah di PLBI.
"Dalam setahun gue enam kali
pergi ke Bali." Apa boleh buat,
cewek blesteran Amerika-
Manado itu akhirnya luluh
juga (atau terpaksa karena
kasian, nggak tau deh!). Jo
resmi jadi istrinya setelah
dinikahi di Sukabumi, 6 Juni
1993, sekitar dua bulan
setelah perkawinan Irni-Kaka.
"Memang dia yang
ngomporin," kata Bimbim.
Maksudnya mau nyalahin nih ?
Soal hukum rimba tadi,
sekarang Bimbim pasti nggak
bisa menepuk dada. Kecuali
kalo mau dikemplang Jo.
Apalagi Slank kedatangan tiga
personel yang fresh from the
oven, yaitu Ivan, Ridho dan
Abdee Negara.

No comments:

Post a Comment

harap komentar kamu tidak berbau sex,sara,pelecehan,penghinaan dan sebagainya.