Saturday, July 17, 2010

profil ridho

RIDHO : OBSESINYA BIKIN
LAGU KERAS
Kalo Slank lagi manggung dan
Kaka menyebut nama si
ganteng, inilah dia : Mohamad
ridho hafiedz, cowok
kelahiran Palangkaraya 3
September 1973. Orangnya
kalem, sedikit imut-imtut dan
konon emang paling bikin
gemes Slanker cewek alias
Slanky. Sebelum bergabung
dengan Slank pada September
1997, nggak banyak yang
mengenal sosoknya, kecuali
buat mereka yang pernah
nyimak album last Few
Minutes (LFM). Di inilah nugie
dulu pernah bergabung. LFM
sebenarnya punya potensi
buat maju. Cuma system
promosi yang asal-asalan
membuat namanya
tenggelam.
Si bontot dari tujuh
bersaudara ini mewarisi
darah seni dari kakeknya.
Kelas 2 SMP mulai main jazz
dengan spesifikasi instrumen
bas. Merasa nggak enjoy, kelas
2 SMU banting setir ke gitar.
Kali ini girilan musik jazz yang
bikin jiwanya nggak puas.
Ridho pun berpikir untuk
memainkan musik rock.
Pemusik rock kan rata-rata
gagah, begitu pikirnya.
Latihan keras pun dimulai.
Hasilnya ? "Bokap ngamuk-
ngamuk liat gue main gitar di
kamar, padahal esoknya mau
ujian. Gitar yang gue mainin
mau dia banting," kata alumni
SMUN 21 jakarta tahun 1991
itu.
Di Palangkaraya, fasilitas
musik kurang banget. Mana
mungkin menyalurkan bakat ?
Ridho pun mulai terpengaruh
sama cerita sukses pemusik
daerah yang urban ke Jakarta.
Selepas SMP hengkanglah dia
kesana. Berbagai festival
diikutinya. Gitar pun makin
nggak bisa lepas dari
kehidupannya. Coba, orang
tua mana yang nggak kuatir ?
Ada satu festival yang
berlangsung di Jatinegara
pada 1992. Bandnya berhasil
masuk final. "Waktu itu gue
bawain lagu-lagu Slank. Slank
sendiri saat itu jadi bintang
tamu," katanya mencoba
mengingat masa lalu.
Lama kelamaan hati sang ortu
luluh juga melihat kekerasan
hati Ridho. Pada 1996 ia cabut
ke Amerika. Selama setahun ia
kuliah di Musician Institute –
Guitar Institute of Technology.
Pulang dari sana dia berhasil
ngantongin sertifikat. Padahal
nggak semua siswa mampu
memperolehnya. Sepulang ke
Jakarta, Ridho melihat
kenyataan bahwa karir LFM
makin nggak jelas. Lepas dari
kurang tergarapnya system
promosi, grup ini kurang
memberinya kepuasan dalam
bermusik. "Bukannya di LFM
nggak ada kebebasan, tapi
konsep musik grup itu emang
nggak memberinya
kesempatan buat geber-
geberan. Dalam keadaan
ngambang selepas dari LFM
itulah ia bertemu dengan
Bimbim. Obsesinya segera
terpenuhi ketika menggarap
album Matahati Reformasi
yang sarat dengan kemarahan
serta kritik-kritik yang
menyodok khas Slank. Nggak
risih ikut-ikutan ngomong
reformasi ? "Justru karena
sama Slank jadi nggak ada
beban. Soalnya gue tahu dari
dulu band ini sudah aktif
omong soal reformasi. Kalo
bukan dengan mereka, gue
pasti nggak bakal mau
ngomongin reformasi," Ridho
memberi alas an.
Ada peristiwa unik menjelang
gabungnya instruktur gitar ini
ke Slank. Setiap mengajar, ia
pantang ngidupin handphone.
Alasannya mengganggu
konsentrasi. Entah kenapa
saat itu secara sadar
handphone dia hidupin.
"Nggak tau kenapa tuh,
pokoknya HP sengaja gue
pasang." Benar saja, pada saat
itu Ridho ditelepon Lulu Ratna,
manajer tur Slank, supaya
dating ke jalan Potlot buat
audisi. Akar blues yang kental
memudahkan cowok ini
beradaptasi dengan warna
musik Slank. Pada awal
bergabung, Ridho sadar betul
perhatian orang tertuju sama
dirinya dan Abdee sebagai
gitar Pay, tapi kemudian
bersikap masa bodoh. Kalo
dipikirin terus, bisa-bisa
stress . Mungkin
kekhawatirannya itu cuma
sekedar sindrom anak baru.
Siapa tahu, perhatian itu bakal
beralih pada dirinya. Itu soal
waktu kok. Terbuktisekarang
nggak satupun slanker yang
protes dengan kehadirannya.
Bahkan ya itu tadi mereka
dibikin gemes sama gaya
panggungnya.

No comments:

Post a Comment

harap komentar kamu tidak berbau sex,sara,pelecehan,penghinaan dan sebagainya.